Minggu, 03 Mei 2009

Lawan!!!!

".....Hanya ada satu kata, Lawan!!!

hantam rata jangan menyerah
pukul terus berani lawan

Lawan!!! Lawan!!! Lawan!!!

pukul terus tak pernah menyerah
hajar terus hancurkan penguasa

Lawan!!!Lawan!!Lawan!!!.......

Kami cinta negeri ini, tapi kami benci dengan keadaan yang ada…..

Hanya ada satu kata…Lawan!!!!!!!!!!"

Kata-kata itu saya dengar pertama kali ketika saya SMA. Kata-kata itu muncul dari salah satu band crust-punk yang cukup terkenal di Bandung bahkan mungkin sampai Jakarta, yaitu Jeruji (yang t-shirtnya seringkali saya pakai kuliah walau tulisan t-shirtnya cukup kontroversial, hehew).

Semenjak saya mendengar kata-kata tersebut, perlawanan sepertinya menjadi salah satu hal yang saya kagumi. Perlawanan terhadap apa saja. Perlawanan terhadap trend, perlawanan terhadap kemunafikan, perlawanan terhadap sistem yang menindas, perlawanan terhadap pemberangusan kreatifitas, perlawanan terhadap pengungkungan pikiran, perlawanan terhadap perlawanan….Pokoknya apa pun deh….Selama ada sesuatu yang salah dan ada seseorang yang melawannya, saya akan sangat mengagumi orang tersebut.

Walaupun, seperti apa yang kenyataan nyatakan, nasib seorang yang melawan cemderung tidak lebih baik daripada yang dilawan.

Che Guevara, mati ditembak. Fidel Castro, diincar dunia (Barat lebih tepatnya). Gorbachev, dibenci negaranya sendiri. Masih banyak yang lainnya termasuk mahasiswa – mahasiswa yang tewas pada saat reformasi. Apabila saya harus menulis semua nasib dari para pelawan di dunia ini, seumur hidup pun saya tidak akan pernah selesai menulisnya karena orang-orang tersebut akan terus muncul.

Lalu, kenapa mereka terus muncul…? Kenapa perlawanan tetap ada..? Kenapa teriakan tersebut tak pernah padam…?

Perlawanan adalah tanda bahwa manusia berpikir. Ia merenungkan apa yang ia lihat. Ia merenungkan apa yang ia rasakan. Ia menemukan adanya sesuatu yang salah sehingga perlawanan pun muncul dari dalam dirinya. Perlawanan adalah tanda bahwa manusia peduli. Ketika ia menemukan sesuatu yang salah, ia merasa sebagian tanggung jawabnya lah untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Ia berkehendak mengubah kesalahan tersebut supaya orang lain ikut sadar dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Namun, yang terpenting, yang membuat perlawanan akan tetap ada hingga kapanpun, perlawanan adalah tanda bahwa manusia HIDUP. Ia mempunyai kemampuan untuk bertindak. Ia mempunyai otonomi terhadap dirinya sendiri. Ia berkehendak untuk bebas dan melakukan perubahan.

Mungkin alasan terakhir itulah yang membuat para tokoh-tokoh perlawanan di seluruh dunia tetap melawan walaupun mereka tahu akan akhir hdup mereka. Ketika mereka melawan, mereka merasa hidup. Mereka merasa mempunyai kontrol. Mereka merasa penuh sebagai seorang manusia yang tidak terkungkung oleh keadaan.

Saya bukanlah seorang aktivis kampus yang bisa berteriak dan melakukan berbagai aksi perlawanan. Saya juga bukan lagi seseorang yang berteriak lewat lagu-lagu yang controversial (masa-masa itu sudah lewat dan akan saya ulangi lagi…hahahahah). Saya hanya seorang mahasiswa. Namun, setidaknya lewat tulisan ini saya ingin berkata bahwa perlawanan akan tetap ada sampai kapanpun. Separah apapun suatu sistem sudah mengurung dan membuai pikiran orang-orang, perlawanan akan tetap ada. Sekeras apapun pihak oppressor, perlawanan akan tetap ada. Sebab, orang-orang yang merasa hidup dengan melawan, akan terus lahir di dunia ini.

“pukul terus tak pernah menyerah
hajar terus hancurkan penguasa

Lawan!!!Lawan!!Lawan!!!.........”

Ditulis untuk mengenang para tokoh perlawanan dunia.

Comments :

0 komentar to “Lawan!!!!”

 

Copyright © 2009 by Bring Back Chaos